![]() |
Ilustrasi. Sumber: Pixabay/ KEREM_TASER |
KitaNKRI.com - Dilansir dari https://klasemenliga1.id/, Indonesia mengalami kekalahan telak 0–6 dari Jepang di Osaka dalam laga pamungkas babak ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026, menyoroti jurang kualitas antara kedua tim.
Setelah antusias tinggi dalam menunggu jadwal Jepang vs Indonesia, pada akhirnya publik pecinta sepak bola tanah air harus gigit jari.
Indonesia menghadapi tekanan tinggi sejak awal pertandingan. Jepang langsung mengambil alih kendali permainan.
Timnas Garuda tidak mampu melepaskan satu pun tembakan sepanjang 90 menit.
Pertandingan berlangsung di Stadion Suita City Football Stadium, Osaka, pada Selasa, 10 Juni 2025, dan menjadi kekalahan terbesar Indonesia di babak kualifikasi kali ini.
Statistik mencatat Jepang menguasai bola sekitar 71 persen, sementara Indonesia hanya berhasil menguasai 29 persen penguasaan bola.
Jepang melancarkan 22 tembakan, dengan 11 tepat sasaran, sedangkan Indonesia tercatat tanpa satupun usaha ke gawang .
Dominasi Jepang semakin nyata sejak menit awal, dengan tekanan tinggi dan intensitas yang melelahkan bagi pertahanan Indonesia.
Gol pertama tercipta pada menit ke‑15 melalui sundulan yang terukur dari gelandang Jepang.
Empat menit kemudian, pemain bintang Jepang mencetak gol kedua melalui serangan dalam kotak penalti.
Di masa injury time babak pertama, Jepang menutup paruh pertama dengan skor 3–0 setelah gelandang utama kembali mencetak gol.
Masuk babak kedua, Jepang tidak mengendurkan serangan dan mencetak gol keempat lewat sundulan voli cepat pada menit ke‑55 .
Gol kelima lahir tiga menit kemudian dari serangan balik rapi dan umpan chip presisi.
Gol keenam dicetak pada menit ke‑80 melalui serangan balik yang dituntaskan dengan akurasi tinggi .
Dari sudut pandang taktikal, pelatih Patrick Kluivert menyoroti lemahnya efektifitas serangan dan penyelesaian akhir Garuda setelah tidak mencatat satu pun shot on target.
Kluivert menegaskan evaluasi menyeluruh akan difokuskan pada peningkatan kualitas lini depan dan variasi formasi menyerang.
Analisis profesional menyoroti kelemahan dalam duel fisik dan transisi pertahanan yang mudah ditembus oleh cepatnya pressing lawan.
Timnas Indonesia menggunakan skema bertahan 5‑4‑1 yang dinilai terlalu pasif, sehingga strategi bertahan mudah dilumpuhkan oleh dominasi Jepang.
Rasio umpan Indonesia hanya mencapai akurasi sekitar 75 persen dari 268 operan, jauh di bawah Jepang yang mengoper sebanyak 644 kali dengan akurasi 90 persen.
Meskipun mengalami kekalahan menyakitkan, Indonesia tetap mengamankan posisi keempat di Grup C dengan 12 poin dari 10 laga (3 menang, 3 imbang, 4 kalah).
Indonesia memastikan tiket ke babak keempat kualifikasi setelah sebelumnya menang 1–0 atas China.
Meski lolos, Indonesia kemungkinan keluar dari pot unggulan pada undian babak keempat karena rangking dan statistik performa saat ini.
Tantangan selanjutnya menjadi jauh lebih berat karena akan menghadapi tim-tim berkualitas tinggi di babak play-off antar konfederasi .
Indonesia perlu membenahi aspek counter-pressing, kecepatan transisi, dan penajaman finishing agar bisa bersaing di tier berikutnya .
Evaluasi teknis tampaknya akan melibatkan peningkatan program fisik dan latihan intensif untuk meningkatkan daya tahan dan agresivitas tim.
Penting pula bagi tim pelatih menyusun alternatif serangan yang lebih variatif agar lawan sulit membaca pola permainan.
Mentalitas juang dan konsentrasi tim juga menjadi fokus utama, terutama setelah kebobolan beruntun pada fase penentuan pertandingan.
Meski skor 0–6 terasa menyakitkan, momentum ini dapat dijadikan titik balik untuk membangun kekompakan dan karakter juara pada skuad muda Indonesia.
Kesempatan berikutnya menuntut persiapan matang dari segi taktik, kondisi fisik, dan kecerdasan tim dalam menghadapi ancaman lawan lebih berkelas.
Ronde selanjutnya—dengan skema babak keempat dan kemungkinan play-off—merupakan ujian nyata bagi kesiapan Indonesia menuju putaran final Piala Dunia.
Dengan evaluasi komprehensif dan eksekusi program pembangunan tim yang konsisten, Indonesia masih memiliki peluang mewujudkan impian tampil di Piala Dunia.***