![]() |
Amri Akbar ditunjuk sebagai PJ Ketua PP KAMMI usai rapat pleno di Tugu Proklamasi Jakarta. (Sumber: Dok. KAMMI) |
KitaNKRI.com - Muhammad Amri Akbar resmi menerima mandat sebagai Penanggung Jawab (PJ) Ketua Umum Pengurus Pusat Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (PP KAMMI) setelah rapat pleno yang digelar pekan ini.
Keputusan tersebut menjadi babak baru perjalanan organisasi mahasiswa Islam yang dikenal sebagai salah satu kekuatan gerakan ekstra-parlementer di Indonesia.
Langkah ini menandai awal konsolidasi untuk mengembalikan marwah KAMMI di tengah dinamika politik dan sosial yang terus berkembang.
Rapat pleno yang digelar secara daring pada Rabu, 27 Agustus 2024, menetapkan pemberhentian Ahmad Jundi Khalifatullah dari jabatan Ketua Umum PP KAMMI periode 2024–2026.
Dalam sidang tersebut, Jundi dinilai melakukan serangkaian pelanggaran etik dan tata organisasi yang dianggap merugikan stabilitas internal.
Pelanggaran itu antara lain berupa manuver politik yang menimbulkan kegaduhan publik hingga absennya kehadiran pada Rapat Koordinasi Nasional I di Palembang.
Selain itu, Jundi juga disebut memberhentikan Sekretaris Jenderal tanpa mekanisme sesuai Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART).
Bahkan, ia tetap bertindak sebagai ketua umum meski sedang menjalani masa skorsing dari Majelis Permusyawaratan Pusat (MPP) KAMMI.
Keputusan pemberhentian ini diambil untuk mencegah perpecahan lebih jauh di internal KAMMI.
Langkah tegas tersebut juga dipandang sebagai upaya menjaga arah perjuangan organisasi agar tidak melenceng dari khittah awalnya.
Dalam putusan rapat pleno, selain memberhentikan Jundi, struktur kepengurusan PP KAMMI periode 2024–2026 juga resmi dibubarkan.
Begitu pula dengan Majelis Permusyawaratan Pusat KAMMI yang sebelumnya menjadi pengawas tertinggi organisasi.
Sebagai gantinya, Muhammad Amri Akbar yang sebelumnya menjabat Sekretaris Jenderal, ditunjuk sebagai PJ Ketua Umum hingga terpilih pengganti definitif.
Amri diberikan mandat untuk segera membentuk kepengurusan baru dalam waktu dua kali 24 jam sejak putusan diumumkan.
Dalam waktu dekat, ia juga diamanahkan untuk memastikan Muktamar XIV KAMMI tetap terlaksana di Maluku sebagaimana hasil Muktamar XIII sebelumnya.
Pengumuman keputusan tersebut dilakukan di Tugu Proklamasi, Jakarta, dengan simbolisasi khusus.
Pemilihan lokasi bukanlah tanpa alasan, karena Tugu Proklamasi dianggap memiliki nilai historis yang identik dengan semangat kemerdekaan bangsa.
Bagi para pengurus yang hadir, pembacaan putusan di tempat tersebut diharapkan menjadi penanda lahirnya semangat baru dalam tubuh KAMMI.
Simbolisme itu sekaligus menegaskan bahwa organisasi mahasiswa ini ingin kembali hadir sebagai kekuatan moral yang membawa energi perubahan.
Langkah itu diyakini mampu menyatukan kembali kader KAMMI di seluruh Indonesia setelah melewati fase konflik internal yang cukup panjang.
Kehadiran Amri Akbar sebagai PJ Ketua Umum dipandang membawa harapan baru bagi gerakan mahasiswa Islam di tanah air.
Sebagai sosok muda, Amri dinilai memiliki integritas dan pengalaman mengelola dinamika organisasi di tingkat pusat.
Dalam sejumlah kesempatan, ia dikenal sebagai figur yang mampu menjembatani perbedaan pandangan di internal organisasi.
Kader KAMMI berharap kepemimpinannya dapat menghadirkan suasana lebih kondusif sehingga konsolidasi gerakan berjalan lancar.
Amri sendiri menyatakan kesiapannya untuk menjalankan mandat yang diberikan oleh rapat pleno.
Ia menegaskan bahwa konsolidasi internal menjadi prioritas utama sebelum mempersiapkan pelaksanaan muktamar.
Menurutnya, KAMMI perlu kembali fokus pada isu-isu kebangsaan yang menyentuh langsung kehidupan masyarakat.
Penguatan kapasitas kader di seluruh wilayah juga akan menjadi agenda penting dalam kepemimpinannya.
Keputusan rapat pleno yang menunjuk Amri sebagai PJ Ketua Umum bersifat final dan mengikat.
Peninjauan kembali hanya dapat dilakukan melalui mekanisme hukum negara yang berlaku.
Dengan mandat baru ini, publik menantikan bagaimana Amri membawa KAMMI kembali pada jalur perjuangan sebagai gerakan mahasiswa Islam yang berpengaruh.
Harapan besar disematkan agar organisasi ini tidak hanya fokus pada urusan internal, tetapi juga hadir sebagai motor penggerak perubahan sosial.
KAMMI diyakini mampu memperkuat perannya sebagai salah satu elemen penting dalam dinamika kebangsaan.
Momentum ini pun diharapkan menjadi titik balik bagi organisasi mahasiswa yang berdiri sejak 1998 tersebut.
Seiring perjalanan menuju muktamar, Amri dihadapkan pada tantangan untuk merangkul seluruh kader dan memastikan transisi kepemimpinan berjalan demokratis.
Bagi sebagian pihak, lahirnya kepemimpinan baru ini adalah kesempatan emas untuk membuktikan bahwa KAMMI masih relevan dengan zaman.
Kini, seluruh mata kader tertuju pada Amri Akbar untuk membawa harapan baru bagi gerakan mahasiswa Islam Indonesia.
Sumber: nalarrakyat.com